Tata Cara Memandikan Pusaka Di Bulan Suro

Memandikan Pusaka Di Bulan Suro

Salam Rahayu, Saya mbak widri, melanjutkan tulisan saya yang berjudul Ritual dan Fenomena Mistis Malam satu suro, dalam tulisan lanjutan saya kali ini akan membahas ritual khusus yaitu Penjamasan Pusaka di malam 1 suro.

Bapak ibu yang orang jawa pasti tidak asing dengan kalimat “iki bengi malem tanggal 1 suro, wayahe ngumbah gaman” nah, ngumbah gaman itu Bahasa jawa dari kata penjamasan pusaka, pembersihan pusaka. Bahasa sederhananya adalah memandikan pusaka di bulan suro.

Sebenarnya ritual ini awalnya dilakukan oleh keraton kasunanan Surakarta dan Yogyakarta. Namun selama ini ternyata bukan hanya keraton Surakarta dan Yogyakarta saja, banyak orang yang melakukan ritual ini seperti misalnya para paranormal yang sudah saya jelaskan di video youtube dibawah ini, kemudian para kolektor pusaka pun seolah berlomba-lomba untuk melakukan ritual ini.

Sebenarnya apa makna dibalik ritual penjamasan pusaka ini? Baik, pertanyaan inilah yang nantinya akan saya Bahas secara tuntas.

Penjamasan berawal dari kata “jamas” yang artinya bersih atau jamasan maksudnya membersihkan, merawat, memandikan, mensucikan dan memelihara. Sebagai wujud ucapan terima kasih dan penghormatan tertinggi terhadap benda pusaka warisan nenek moyang, atau benda pusaka yang dititipi kekuatan magis oleh Sang Pencipta.

Tujuan dari penjamasan Pusaka ini beragam, diantaranya yaitu:

  1. Seseorang yang memiliki benda pusaka memang diharapkan mampu merasakan jalinan rasa & ikatan batin terhadap makna dan isi dari pusaka yang dia miliki.
  2. Menghormati, nguri-uri, ngrumati. Ingatlah selalu bahwa pusaka atau keris hanya wujud fisiknya saja, tempatnya saja, badannya saja. Memang ada beberapa pusaka yang didiami suatu makhluk atau khodam, yang sejatinya butuh dibersihkan butuh dipelihara atau di rumati tadi. Jikalau pusaka tersebut tidak memiliki tumbal, mungkin pusaka tersebut adalah warisan leluhur yang sudah seharusnya dijaga dan di rawat dengan baik.
  3. Ucapan terima kasih. Dengan ucapan terima kasih yang diwujudkan dengan penjamasan pusaka. Pemilik benda pusaka dapat mengingat para pendahulunya yang telah berhasil menciptakan suatu karya seni dan budaya yang mempunyai banyak sekali nilai luhur. 
  4. Menjaga dan Menguatkan energinya. Malam satu suro adalah malam yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Sehingga malam ini digunakan untuk menguatkan kembali energi supranatural dari benda pusaka ini. Semakin ampuh daya kekuatan suatu benda pusaka, berarti pula benda pusaka itu memuat nilai-nilai yang sangat selaras dengan sifat-sifat dan hukum alam.
  5. Ucapan Syukur dan pengharapan doa kepada Tuhan Yang maha agung dan mampu menciptakan segalanya. Diwujudkan dengan salah satu ritual penjamasan pusaka ini.

Sekedar pesan, setiap kali anda selesai melakukan penjamasan pusaka / Memandikan Pusaka Di Bulan Suro, jangan lupa membersihkan warangka atau sarung pusakanya. Namun bagi pusaka yang tidak punya warangka, setelah penjamasan selesai cukup di bungkus kain mori putih saja.

Sekian penjelasan saya tentang tata cara memandikan pusaka di bulan suro. Di artikel selanjutnya akan saya bahas tentang pantang, Larangan Merayakan Pernikahan di bulan suro.

Jika ada pertanyaan lebih lanjut tentang penjamasan pusaka dan lainnya silakan hubungi saya di nomor dibawah ini.

TELP/SMS : 085643967000 / 08122227146

Email : ratususukjawa@gmail.com

Saya Mbak Widri, salam rahayu.